"...SELAMAT DATANG DI BLOG HARIADI ALMALAY..."

Photo

Photo
Selasa, 08 Juni 2010

Perkembangan Teknologi Informasi

Dunia serasa menjadi semakin sempit, informasi Negara-negara di belahan dunia bagian barat dapat diterima secara up to date oleh negara-negara di bagian timur. Kemajuan teknologi informasi pun terus menggusur ke arah globalisasi. Serasa dunia menjadi datar. Seperti kata Thomas L Friedman dalam bukunya yang sangat terkenal The World is Flat : When the world goes flat – and you are feeling flattened-reach for shovel and dig inside yourself. Don’t try to build walls. Sebuah pesan yang bijak dalam menyikapi arus informasi dan teknologi yang semakin berkembang dengan melihatnya sebagai sebuah peluang dan tantangan dalam memperluas jaringan informasi dan meningkatkan kapabilitas diri.

Kemajuan teknologi informasi bisa mendukung segala aktivitas kita. Sebagai mahasiswa, tentu bahan-bahan kuliah yang tidak didapat di kelas perkuliahan, bisa kita dapatkan dengan mudah dengan mengetikkan keyword di situs pencarian terbesar, Google. Dalam hitungan detik, apa yang kita butuhkan sudah tertera dalam daftar layar komputer kita. Bahkan kita pun bisa belajar secara online dengan mengetikkan situs-situs yang disediakan oleh kampus. Sistem blendedlearning pun sudah mulai diterapkan sehingga kita bisa berdiskusi secara online.

Sebagai makhluk sosial, tentu ada keinginan manusia untuk menunjukkan eksistensinya. Keinginan untuk menunjukkan status sosial, keinginan untuk mengispirasi orang lain, atau bahkan ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kita ada. Pemanfaatan media teknologi informasi bisa menjadi saran yang paling efektif. Bayangkan jika potensi positif yang dimiliki oleh setiap masyarakat dituangkan di dalam jaringan informasi. Segala aspirasi bisa kita tuangkan ke dalam sebuah tulisan untuk kemudian disebarluaskan melalui media blog, Facebook, atau situs jejaring sosial lainnya. Pemikiran-pemikiran masyarakat pun bisa kita luruskan dengan opini-opini kita.

Salahsatu cara untuk mengikat ilmu adalah dengan menuliskannya. Seperti kata Ali bin Abi Thalib r.a, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”. Para sahabat Rasululllah, menangkap apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Rasulullah kemudian mereka menuliskannya di pelepah kurma, kulit binatang ternak sehingga mereka tidak akan lupa dan bisa menyampaikan kembali atas ilmu yang mereka dapatkan. Tulisan bisa menginspirasi orang lain, bayangkan jika kita memberikan tausyiah, ceramah singkat melalui tulisan kita, kemudian kita menyebarluaskannya dengan bantuan media teknologi informasi, maka akan semakin banyak orang yang terinspirasi, bahkan ilmu yang kita sebarluaskan itu bisa menjadi amal jariyah ketika kita sudah meninggal nanti.

Dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang, sudah sewajarnya dan sepatutnya kita tidak hanya menjadi bagian penerima informasi. Kita hanya menunggu perkembangan yang terjadi, kita hanya sekedar bergumam “oh jadi begitu, oh jadi begini”. Dengan kemajuan teknologi informasi, kita seharusnya bisa menjadi bagian penyumbang informasi, penyumbang opini publik, penyumbang aspirasi atas kebobrokan negeri ini. Opini yang kita buat bisa kita publikasikan melalui blog, Facebook, atau situs jejaring sosial yang lain. Blog pun sudah familiar di sebagian masyarakat kita, walaupun konon blog yang berisi konten sex, pornografi lebih banyak mendapat klik daripada blog yang berisi konten tentang pengetahuan umum.

Kemajuan teknologi informasi bagai dua sisi mata pedang. Manfaatnya bisa kita rasakan sebagai media informasi dan menambah wawasan. Akan tetapi di lain pihak, bisa menjadi sarang perbuatan maksiat. Berdasarkan data statistik WordPress, situs yang berada pada top click adalah situs yang berbau pornografi. Sangat menyedihkan, penggunaan internet masih belum bisa optimal untuk menambah nilai aspek kebermanfaatan bagi umat. Namun, tidak kalah juga situs-situs yang berbau dakwah, pengetahuan keislaman, dan tulisan-tulisan positif lainnya.

Menulis memang bukan perkerjaan yang mudah. Kualitas tulisan yang baik memang tidak dilahirkan hanya seminggu dua minggu. Perlu pemikiran yang matang saat menuangkan opini kita kepada publik, sebab opini kita akan dibaca masyarakat luas. Namun, menulis perlu dijadikan sebagai kebutuhan kita untuk menyampaikan aspirasi. Pemikiran seseorang, kadang ditentukan juga oleh opini publik yang sedang berkembang. Sebagai aktivis dakwah, sudah seharusnya kita menyebarluaskan manfaat sebanyak-banyaknya. Sampaikanlah walau hanya satu ayat.

Bagaimana jika arus teknologi dan informasi tidak dibarengi dengan sikap dan mental yang baik? Sebagian masyarakat kita akan menerima mentah-mentah informasi yang mereka dapat. Masih mending jika informasi yang didapat itu bernilai positif. Bayangkan jika informasi yang didapat bernilai negative, masyarakat kita akan cenderung mengekor, meniru sehingga sulit untuk menghasilkan karya orisinil. Kemajuan teknologi informasi perlu dibarengi dengan sikap dan mental yang baik.

Jika melihat kenyataannya, benar apa yang disampaikan Ibnu Khaldun tentang perilaku bangsa-bangsa yang kalah, “Yang kalah cenderung mengekor yang menang dari segi pakaian, kendaraan, bentuk senjata yang dipakai, malah meniru dalam setiap cara hidup mereka, termasuk dalam masalah ini adalah mengikuti adat istiadat mereka, bidang seni; seperti seni lukis dan seni pahat (patung berhala), baik di dinding-dinding, pabrik-pabrik atau di rumah-rumah.”

Semoga perkembangan teknologi informasi bisa kita gunakan untuk menghasilkan aspek kebermanfaatan yang besar. Untuk pahala dunia dan akhirat

0 komentar:

Posting Komentar