Hobi adalah suatu kesukaan terhadap sesuatu yang bisa diterapkan hampir tiap hari. Nama saya Hariadi Setiawan. Saya bertempat tinggal di Pekanbaru, Riau. Hobi saya bisa beragam. Tapi yang utama itu adalah bermain sepakbola. Bermain sepakbola adalah sesuatu yang sangat saya gemari dari kecil. Selain membuat tubuh kita sehat, bermain sepakbola dapat juga menyalurkan bakat kita di lapangan. Saya merupakan seorang yang bisa di bilang fanatik dengan sepakbola. Setiap pertandingan sepakbolah hampir semuanya saya nonton. Saya menyukai sepakbola dari kecil. Dari kecil saya sudah masuk di salah satu klub sepakbola ( SSB Tomong ). Disitu saya cukup lama bermain di klub sepakbola tersebut. Latihan Demi latihan saya jalani sampai pertandingan demi pertandingan saya ikuti. Saya pernah menjabat sebagai kapten tim. Itu menjadi sesuatu yang membanggakan bagi saya karena saya di percaya oleh pemain dan pelatih dalam memimpin teman-teman dalam bermain sepakbola.
Bermain sepakbola juga memiliki pengalaman yang tidak bagus juga dalam diri saya. Saya pernah cedera parah di kaki saya sehingga saya dimarahin orang tua . Saya dilarang lagi bermain sepakbola. Saya tidak bisa berjalan dan hampir tidak masuk sekolah dalam waktu yang lama. Tapi saya yakinkan orang tua saya bahwa saya bisa menjaga kondisi saya dan tidak mengulangi kecelakaan yang ada pada diri saya seperti cedera. Akhirnya orang tua juga mengizinkan lagi saya bermain sepakbola. Alhamdulillah saya bisa membagikan konsentrasi antara sekolah dengan sepakbola. Sehingga saya lulus dari SMA dengan hasil yang sangat memuaskan. Setelah saya lulus dari SMA, saya di suruh kuliah di luar daerah. Otomatis saya harus berpisah dengan klub tempat latihan saya, teman-teman bermain bola dan yang lainnya. Awalnya saya tidak mau menuruti kemauan dari orang tua saya, tapi setelah saya diberi pengertian bahwa masa depan lebih penting , akhirnya saya pun menuruti kemauan orang tua saya. Saya juga berpikir tidak selamanya sepakbola bisa mencerahkan masa depan setiap orang. Tapi hati dan hidup saya sudah bersatu dengan bermain sepak bola. Walaupun saya kuliah di luar daerah, tapi saya niat sambil kuliah saya juga bisa bermain sepakbola.Akhirnya saya minta izin sama pelatih SSB Tomong, teman-teman. Suasana itu sangat sedih dan tidak akan saya lupakan.Namun saya berjanji saya akan teatp berkomunikasi dengan teman sepakbola walaupun hanya melalui sarana telekomunikasi.
Saya kuliah di Universitas Gunadarama Depok. Saya berpikir, kuliah itu santai dan bebas. Tapi itu salah besar. Hampir tiap hari tugas yang diberikan cukup banyak sehingga waktu untuk bermain sepakbola hampir tidak ada. Saya sudah tidak bisa lagi menahan diri. Namun akhirnya teman sekelas mengajak saya bermain sepakbola, saya senang dan bahagia sekali. Tapi bukan di lapangan besar, melainkan di lapangan yang kecil , disebut futsal. Bermain futsal tidak membuat saya puas karena jadwal yang ada itu hanya 2 hari. Berbeda sekali dengan latihan saya di SSB Tomong, hampir tiap hari saya latihan bermain sepakbola. Hari demi hari saya jalani perkuliahan. Bermain futsal sebagai pengganti sepakbola juga saya ikuti walaupun tidak sebanyak latihannya di klub saya SSB Tomong. Namun untuk mengisi kerinduan saya bermain sepakbola yang sangat minim di Depok, saya sering menonton pertandingan sepakbola hampir tiap hari. Apalagi jika idola saya yang bermain yaitu Christiano Ronaldo. Pertandingan itu tidak akan saya lewatkan di tv.
Tidak terasa waktu begitu cepat, Saya sudah memasuki semester 8, saatnya untuk melihat kedepan untuk cita-cita yang tertunda, tapi saya tidak pernah melupakan teman hidup saya yang sering saya lakukan dari kecil yaitu bermain sepakbola.
Bermain sepakbola juga memiliki pengalaman yang tidak bagus juga dalam diri saya. Saya pernah cedera parah di kaki saya sehingga saya dimarahin orang tua . Saya dilarang lagi bermain sepakbola. Saya tidak bisa berjalan dan hampir tidak masuk sekolah dalam waktu yang lama. Tapi saya yakinkan orang tua saya bahwa saya bisa menjaga kondisi saya dan tidak mengulangi kecelakaan yang ada pada diri saya seperti cedera. Akhirnya orang tua juga mengizinkan lagi saya bermain sepakbola. Alhamdulillah saya bisa membagikan konsentrasi antara sekolah dengan sepakbola. Sehingga saya lulus dari SMA dengan hasil yang sangat memuaskan. Setelah saya lulus dari SMA, saya di suruh kuliah di luar daerah. Otomatis saya harus berpisah dengan klub tempat latihan saya, teman-teman bermain bola dan yang lainnya. Awalnya saya tidak mau menuruti kemauan dari orang tua saya, tapi setelah saya diberi pengertian bahwa masa depan lebih penting , akhirnya saya pun menuruti kemauan orang tua saya. Saya juga berpikir tidak selamanya sepakbola bisa mencerahkan masa depan setiap orang. Tapi hati dan hidup saya sudah bersatu dengan bermain sepak bola. Walaupun saya kuliah di luar daerah, tapi saya niat sambil kuliah saya juga bisa bermain sepakbola.Akhirnya saya minta izin sama pelatih SSB Tomong, teman-teman. Suasana itu sangat sedih dan tidak akan saya lupakan.Namun saya berjanji saya akan teatp berkomunikasi dengan teman sepakbola walaupun hanya melalui sarana telekomunikasi.
Saya kuliah di Universitas Gunadarama Depok. Saya berpikir, kuliah itu santai dan bebas. Tapi itu salah besar. Hampir tiap hari tugas yang diberikan cukup banyak sehingga waktu untuk bermain sepakbola hampir tidak ada. Saya sudah tidak bisa lagi menahan diri. Namun akhirnya teman sekelas mengajak saya bermain sepakbola, saya senang dan bahagia sekali. Tapi bukan di lapangan besar, melainkan di lapangan yang kecil , disebut futsal. Bermain futsal tidak membuat saya puas karena jadwal yang ada itu hanya 2 hari. Berbeda sekali dengan latihan saya di SSB Tomong, hampir tiap hari saya latihan bermain sepakbola. Hari demi hari saya jalani perkuliahan. Bermain futsal sebagai pengganti sepakbola juga saya ikuti walaupun tidak sebanyak latihannya di klub saya SSB Tomong. Namun untuk mengisi kerinduan saya bermain sepakbola yang sangat minim di Depok, saya sering menonton pertandingan sepakbola hampir tiap hari. Apalagi jika idola saya yang bermain yaitu Christiano Ronaldo. Pertandingan itu tidak akan saya lewatkan di tv.
Tidak terasa waktu begitu cepat, Saya sudah memasuki semester 8, saatnya untuk melihat kedepan untuk cita-cita yang tertunda, tapi saya tidak pernah melupakan teman hidup saya yang sering saya lakukan dari kecil yaitu bermain sepakbola.